
Penanaman Jamur Tiram
a. Inokulasi
Inokulasi dilakukan setelah baglog dingin dan dilakukan dalam ruangan yang tertutup dan steril. Sterilisasi biasanya dilakukan dengan menyemprotkan alcohol 70 % keseluruh ruangan dan tangan sesaat sebelum melakukan pembibitan. Pembibitan sebaiknya dilakukan oleh 2 orang dengan tugas 1 orang menebar bibit dan satu orang lainnya secepat mungkin menutup hasil penanaman bibit agar kontak dengan udara luar menjadi minimal sehingga diharapkan kontaminasinya rendah.
b. Inkubasi
Setelah dilakukan pembibitan baglog dimasukan dalam ruang inkubasi selama 30 – 60 hari. Proses inokulasi berhasil jika tumbuh miselium putih pada media tanam jamur tiram, jika tidak tumbuh dalam waktu dua minggu baglog harus di sterilisasi ulang dan di inokulasi kembali.
c. Seleksi
Setelah umur inkubasi selsesai media jamur yang sudah putih ddi seleksi dimana yang gagal adalah yang medianya tidak tertutup putih oleh miselium sehingga perlu untuk didaur ulang atau dibuang.
d. Memasukan baglog ke kumbung
Setelah diseleksi madia jamur tiram dibawa kedalam kumbung pemeliharaan yang berfungsi untuk memanen jamur yang sudah tumbuh. Kurang lebih 1 minggu setelah dimasukan maka jamur akan tumbuh.
e. Penyayatan baglog/buka tutup baglog.
Baglog yang sudah putih dan telah dibawa ke ruang kumbung maka perlu penyayatan untuk membuat tempat keluar jamur.
C. Pemeliharaan
Pemeliharaan Jamur tiram secara umum adalah mengatur suhu dan kelembapan agar sesuai dengan habitat aslinya. Sehingga suhunya berkisar antara 16 – 22 oC dengan kelembapan 80 – 90 %. Cara mengatasi suhu dan kelembapan adalah dengan melakukan sprayer atau pengabutan terhadap media sehingga suhu terjaga dingin dan kelembapan tetap. Frekuensi pengabutan disesuaikan dengan keadaan cuaca dan tempat. Tempat yang panan bisa dilakukan 3-5 kali dalam sehari pengabutannya. Selain itu juga bisa diakali dengan membuat sirkulasi udara agar udara panas yang ada didalam kebuang dan tentunya suhu akan turun. Sirkulasi tersebut berupa jendela yang terdiri dari 2 jendela minimal karena untuk angin masuk dan keluar.
D. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
Pemanenan dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan dan dipetik atau bisa juga menggunakan pisau. Sisa akar jamur yang tertinggal harus dibersihkan agar tidak membususk dan mengganggu pertumbuhan calon jamur baru. Pembersihan sisa akar menggunakan penjepit atau spatula. Waktu panen yang paling baik adlaah sebelum pukul 10.00 dan kurang lebih jam 15.00 - jam 17.00 sore. Umur Jamur tiram biasanya 4-5 hari setelah tumbuh tubuh buah jamur.
2. Pasca Panen
Tahap Pertama yang dilakukan setelah panen adalah membersihkan kotoran yang ada dijamur. Setelah dibersihkan jamur dikemas dalam plastic dengan menyusunnya secara hati-hati supaya rapih dan tidak rusak jamurnya. Setelah disusun maka plastic ditutup dengan karet supaya hampa udara. Hal ini untuk menghindari penguapan air dan penyusutan berat jamur. Setelah packing selesai jamur siap dipasarkan. Untuk menambah umur jamur agar dapat tahan lama dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu dingin atau dimasukan kedalam kulkas, dan bisa juga dengan penambahan bahan kimia agar menahan laju pembusukan. Bahan kimia yang sering digunakan adalah asam sitrat, Na-Bisulfit, garam dapur dan K-Bikarbonat. Penambahan bahan kimia ini bisa dilakukan dengan metoda penyemprotan atau dengan merendam jamur dalam larutan bahan kimia tersebut selama 10 menit.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengeringkan jamur dalam ruang pengering sehingga bisa tahan lama dan memperpanjang umur jual jamur tersebut.
E. Pengendalian Gulma, Hama dan Penyakit
Gulma adalah jamur lain yang tumbuh pada media sehingga dapat mengganggu pertumbuhan miselium jamur tiram. Gulma ini biasa muncul karena kurang sesuainya tahapan budidaya dari awal sampai akhir, kurang higienis (sehingga rentan kontaminasi). Sehingga peluang jamur lain untuk tumbuh jadi besar. Cara pencegahannya dengan melakukan tahap demi tahap budidaya sesuai dengan SOPnya.
Hama yan muncul biasanya Lalat yang melepaskan telurnya dalam media atau jamur sehingga larva lalat tersebur memakan media atau jamur. Akibatnya jamur menjadi keriput, layu, bolong-bolong batangnya dan jika menyerang media maka merusak miselium yang sedang tumbuh sehingga tidak dapat menjadi bakal buah jamur. Hama lainnya yang sering muncul adalah tungau, rayap, laba-laba, dan cacing. Cara pencegahanya dengan melakukan fumigasi sebelum ruangan dipakai dan ruangan yang terbuka tutup dengan kain kasa.
Penyakit yang sering muncul adalah akibat kontaminasi kapang, fungi, bakteri dan virus. Cirinya jamur yang terserang berlendir, busuk dan bernoda. Hal ini karena dari awal proses budidaya tidak sesuai SOP.